Sebelumnya kita harus pahami
terlebih dahulu, mengapa kita harus mengusir syetan ? Apakah syetan
mendatangkan segala macam penyakit ? Apakah syetan yang mendatangkan segala
macam bencana ? Apakah syetan yang menghambat rizki kita ?
Kalo jawabannya bukan, lalu mengapa
kita harus berlindung dari syetan ? Ya, karena syetan-lah yang menggoda kita
sehingga kita terjerumus pada jurang kesengsaraan, jurang kemiskinan dan
penderitaan berbagai macam penyakit. Menurut saya, syetan tidak dapat
mendatangkan mudharat apapun terhadap diri kita. Hanya kitalah yang memilih
mudharat itu atau tidak.
Sesungguhnya syetan itu tidak dapat
diusir dari kita, lihatlah surat Al-A’raaf ayat 16-17 : “Iblis menjawab: “Karena
Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). ”
Umumnya masyarakat yang kurang
mengerti tentang agama seringkali menggunakan cara-cara mengusir syetan dengan
cara yang mendekati kemusyrikan. Entah menggunakan ayat-ayat Al-Quran dengan
niatan mengusir syetan sehingga syetan tidak bisa masuk ke rumah dengan cara
menempel sejumlah ayat, kebanyakan ayat kursi di pintu, di dinding2 rumah atau
dengan membaca ayat-ayat Quran yang akhirnya dijadikan mantera untuk mengusir
syetan. Niat membaca atau memajang ayat Al-Quran semacam itu sudah jauh dari
yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
Quran hanya mengajarkan jika kita
tergoda atau merasakan bisikan syetan maka ucapkanlah Ta’awudz (A’uu dzu
billahi minasy Syaithanir Rajiim). “Aku berlindung kepada Allah atas Godaan
Syetan yang terkutuk”. Dengan membaca Ta’awudz kita berniat agar Allah
melindungi kita dari godaan syetan yang terkutuk.
Lalu apabila kita diganggu oleh
syetan dari jenis manusia dan juga jin, bacalah Surat An-Naas dan Al-Falaq.
Kalo ingin mengetahui tentang apa
itu Syetan, silakan baca artikel “Apa Sesungguhnya Syetan itu ?”.
Nah yang betul-betul bisa menjadi
contoh betapa syetan-syetan dari golongan jin akan takut manusia apabila :
1. Orang yang ikhlas, seperti pada
Surat Al-Hijr ayat 39-40:
“Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.”
“Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.”
2. Manusia memiliki pemahaman yang
lengkap tentang agama. Simak hadits Nabi berikut ini :
Rasulullah saw. pernah bersabda: “Satu orang berilmu lebih ditakui syetan daripada seribu ahli ibadah” (HR At-Tirmidzy). Tidak ada yang paling ditakuti syetan selain keberadaan orang berilmu di tengah-tengah ummat, dan tidak ada yang paling disukainya selain tidak adanya orang berilmu diantara manusia agar bisa leluasa merusak agama dan menyesatkan ummat. Setiap kali syetan ingin menghidupkan bid’ah dan mematikan sunnah, maka orang berilmu berdiri menghadangnya, adapun ahli ibadah tujuannya hanya agar ia bisa menyelamatkan dirinya saja dari syetan.
Rasulullah saw. pernah bersabda: “Satu orang berilmu lebih ditakui syetan daripada seribu ahli ibadah” (HR At-Tirmidzy). Tidak ada yang paling ditakuti syetan selain keberadaan orang berilmu di tengah-tengah ummat, dan tidak ada yang paling disukainya selain tidak adanya orang berilmu diantara manusia agar bisa leluasa merusak agama dan menyesatkan ummat. Setiap kali syetan ingin menghidupkan bid’ah dan mematikan sunnah, maka orang berilmu berdiri menghadangnya, adapun ahli ibadah tujuannya hanya agar ia bisa menyelamatkan dirinya saja dari syetan.
3. Manusia dikaruniai akal sehingga
bisa memilih mana yang benar dan mana yang tidak. Optimalisasi penggunaan akal
inilah yang menjadikan Umar bin Khatthab ditakuti oleh syetan. Berikut hadits
Nabi riwayat Bukhari Muslim :
Nabi pernah bersabda, “Tidak berjalan Umar disuatu lorong melainkan setan memilih jalan lain (supaya tidak berpapasan dengan Umar).”
Nabi pernah bersabda, “Tidak berjalan Umar disuatu lorong melainkan setan memilih jalan lain (supaya tidak berpapasan dengan Umar).”
Mari kita kupas lebih jauh lagi,
mengapa Umar bin Khattab sedemikan ditakuti oleh syetan.
1. Umar selalu berpikir menggunakan akal sebelum melakukan sesuatu. Inilah yang menyebabkan banyak ayat-ayat Al-Quran turun setelah Umar menyatakan pikirannya.
1. Umar selalu berpikir menggunakan akal sebelum melakukan sesuatu. Inilah yang menyebabkan banyak ayat-ayat Al-Quran turun setelah Umar menyatakan pikirannya.
Umar pernah berkata, “Aku menepati
Tuhanku pada tiga permasalahan. Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, andaikan kita
menjadikan Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat,’ maka turunlah ayat, “…dan
jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim tempat shalat…” (QS Al-Baqarah: 125).
Peristiwa kedua adalah turunnya ayat
tentang hijab, aku (Umar) berkata, “Wahai Rasulullah, seandainya engkau
memerintahkan istri-istrimu untuk menutup tubuh (mengenakan hijab) sebab yang
berbicara dengan mereka adalah orang baik dan juga orang yang keji,” maka
turunlah ayat tentang hijab.
Ketiga adalah ketika istri-istri
beliau berkumpul karena sifat cemburu terhadap beliau, maka aku (Umar) berkata,
“Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya
dengan istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang
taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadah, yang berpuasa, yang janda dan
yang perawan.” (QS At-Tahrim: 125), maka turunlah ayat ini.’
2. Umar selalu tegas dan berpegang
teguh akan keyakinan pikirannya selama itu benar.
Nabi Saw bersabda, “Aku kagum dengan
wanita-wanita yang berada dalam majelisku ini, tatkala mereka mendengar suaramu
maka dengan cepat mengenakan hijabnya.”
Umar berkata, “Padahal engkau paling
berhak ditakuti oleh mereka, wahai Rasulullah.” Kemudian Umar melanjutkan, “Wahai
musuh-musuh diri kalian sendiri, apakah kalian takut kepadaku dan tidak takut
kepada Rasulullah Saw?”
Mereka menjawab, “Ya, sebab engkau
lebih tajam (kata-katanya) dan lebih keras dari Rasulullah Saw.”
Nabi Saw bersabda, “Sudahlah wahai
putra Al-Khathab, Demi Dzat yang jiwaku ada pada-Nya, tidaklah syetan bertemu
denganmu berjalan pada suatu jalan yang sama kecuali ia mencari jalan selain
jalanmu.” (HR Bukhari-Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar